Perjalanan Dimulai: Energy-Medicine
Paulo Coelho seringkali mengangkat kisah tentang sulitnya mengikuti kata hati atau mengambil langkah untuk memenuhi panggilan jiwa. Dan bisa dibilang saya adalah saksi hidup yang menjalani (banyak) cerita itu 😂
Setelah bertahun-tahun selalu menemukan alasan untuk mengelak, alhamdulillah akhirnya tahun ini saya memberanikan diri mengikuti salah satu program shamanic energy-medicine yang sejak lama memang telah ‘memanggil’. Walaupun mimpi saya adalah mengambil kelas tatap-muka di Chile, tapi akhirnya realita kehidupan berbicara dan saya berdamai dengan diri sendiri dan keinginan-keinginan tak logis itu, dengan mengambil program online yang akan berlangsung selama 6 bulan. 😇 Di program online ini, sesi tatap-muka akan dilakukan hanya sekali setelah selesai, untuk proses evaluasi.
Walaupun sudah tahu di muka bahwa program ini diberi embel-embel ‘sekolah’ dan bukan ‘kursus’, dijuluki ‘Harvard-nya neo-shamanisme’, dan diajar oleh seorang doktor di bidang antropologi-medis — yang berarti tidak main-main — tetap saja saya tidak menyangka programnya ‘seserius’ ini.
Di luar dugaan, pesertanya membludak, ada 90-an orang, terdiri dari beragam usia dan tersebar di berbagai negara — sebagian besar di Amerika, disusul dengan Eropa, kemudian Afrika, dan Australia. Yang dari Asia baru dua orang yang memperkenalkan diri, selain saya ada seorang lagi dari Taiwan.
Profesi juga beragam. Ada insinyur lingkungan yang bertanggung jawab untuk konservasi dan restorasi habitat danau, ada beberapa dokter, ada kepala riset lab di universitas, kurator museum, desainer float tank, penyanyi, penulis lagu, sutradara, web desainer & tech, dan lain sebagainya. Banyak yang sudah pakar di pemulihan alternatif, baik energy healing maupun modalitas lain, namun ada yang masih awam. Ada yang ikut karena sudah punya misi setelah selesai ingin melakukan apa, dan ada yang untuk healing diri sendiri.
Saya sendiri ikut karena kedua alasan tersebut, ditambah dengan rasa penasaran yang besar. Bagi saya, menarik sekali untuk tahu ‘jeroan’ kehidupan macam apa yang menimbulkan penyakit, asal-muasal penyakit, dampaknya secara holistik terutama di tingkatan tubuh-energi, dan bagaimana cara memulihkannya dengan energy medicine, yang merupakan pendekatan menyeluruh body-soul-spirit. Juga, mengintip 'the invisible world' atau dunia yang tak kasat mata, dan menilik hubungan antara manusia dengan Ilahi di tradisi paling kuno di muka bumi: shamanisme.
Beberapa hal yang akan dipelajari adalah tentang struktur energi manusia yang memengaruhi kondisi tubuh fisik, memutus rantai penyakit yang diturunkan seperti kanker & diabetes, memulihkan energy-field sehingga penyakit tidak jadi termanifestasi di tubuh, dan mengetahui makanan-makanan yang mengaktifkan sel-sel sehat dan mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab atas koneksi spiritual. Ada juga topik-topik yang kedengarannya lebih abstrak untuk telinga manusia modern, seperti menghilangkan rasa takut atas kematian, journey beyond death, soul retrieval, destiny retrieval, dreaming the world into being, dsb.
Bagi saya, topik-topik tersebut memicu keingintahuan, dan yang terpenting, memberi perspektif baru atas cara melihat diri kita sebagai seorang manusia, terutama tentang bagaimana aspek-aspek kehidupan dan interaksi di dalamnya - baik dengan makhluk lain maupun dengan Sang Ilahi, dengan kosmos, dengan nenek moyang, dengan 'dunia' yang tak terlihat, dengan masa lalu dan masa depan - memengaruhi keharmonisan dan kesehatan diri di masa kini.
Bahwa emosi dari kejadian-kejadian di masa lalu bisa menyebabkan penyakit, menurut saya itu pengetahuan tentang kesehatan mental yang sudah diketahui secara umum. Itupun, dalam energy medicine, cara memulihkannya tidak sama dengan pemulihan psikologi modern yang mencoba mengupasnya satu-per-satu.
Namun, bagaimana dengan menarik masa depan ke masa kini sehingga membimbing dan memengaruhi kesehatan di masa kini lewat destiny retrieval?
‘Live your life, defined by who you’re becoming, not by what you have been in the past.’
Nah, kelihatannya itu cerita lain lagi untuk di lain waktu. 😎 Let the journey begin.
Comments