top of page
  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube

Jilbab vs Kehendak Bebas

Writer's picture: DinaDina

Sore ini saya melihat tayangan berita yang memberitakan bahwa ada pemaksaan pemakaian jilbab di sebuah sekolah negeri. Sebenarnya berita dan cerita tentang berbagai pemaksaan penggunaan atribut keagamaan di sekolah negeri sudah sering kali saya dengar namun tampaknya baru kali ini menjadi berita yang lebih hangat. Entah mengapa kali ini ketika mendengar berita itu muncul perasaan tidak menyenangkan yang bercampur aduk: perasaan marah, kecewa, senang, sedih malu. Untuk mengurai kegalauan itu segera saya raih komputer dan mulai menuliskan apa yang terasa dan terpikirkan.


Mengapa saya marah tentu saja karena saya merasa adanya ketidakadilan dan adanya pelanggaran hak asasi karena adanya pemaksaan pemakaian jilbab. Terlebih lagi pemaksaan itu diberlakukan di sekolah negeri yang jelas-jelas sekolah yang seharusnya ketentuan berpakaiannya juga netral tidak bedasarkan aturan atau sesuai dengan dogma agama tertentu. Saya juga merasa marah dan kecewa melihat tindakan diktator seorang pendidik yang seharusnya mengajarkan kesetaraan dan memberi contoh, bukan malah memaksakan sebuah aturan dengan dalih peraturan daerah yang harus diikuti. Saya juga tidak habis pikir mengapa ada oknum pejabat pemerintah yang begitu picik pikirannya dan tidak menghargai Pancasila. Bila ia mengerti dan menghargai Pancasila yang menjadi landasan bedirinya bangsa Indonesia, tentunya orang itu tidak akan bersikap dan membuat aturan yang bersifat intoleransi dan sama sekali tidak menghargai keberagaman.


Saya merasa senang karena sudah lama saya mendengar keluhan tentang aturan pakaian seragam sekolah negeri yang tidak lagi netral melainkan sudah cenderung memaksakan penggunaan atribut agama tertentu seperti rok panjang serta jilbab akhirnya disuarakan korbannya melalui kuasa hukum untuk diteruskan kepada presiden. Saya sedih dan malu karena jilbab yang juga dianggap sebagai atribut agama Islam seharusnya dikenakan karena kemauan dan keiikhlasan tidak selayaknya diijadikan sebagai kewajiban dan aturan dalam ketentuan peraturan pakaian seragam di sekolah negeri.


Kasih sayang Tuhan begitu besar pada manusia sehingga kita diberi kehendak bebas atau free will. Tuhan tidak pernah memaksakan umat manusia untuk beragama (QS. al-Baqarah: 256).

Namun sebaliknya, ada sebagian orang terutama ketika mereka yang menjadi penguasa merasa perlu melakukan memaksakan penggunaan jilbab sebagai bagian dari penegakan dogma dan aturan agama. Sungguh menyedihkan ketika manusia mulai bertingkah seakan-akan dirinya adalah Tuhan karena memiliki kekuasaan membuat aturan dan merasa dapat mewajibkan hal-hal yang sesungguhnya menyalahi fitrah kehendak bebas itu.


Saya memimpikan seluruh bangsa Indonesia mulai dari para pemimpin dan rakyatnya benar-benar sadar bahwa kehidupan adalah saling bahu membahu dalam tuntunan Sang Khalik bersama-sama membangun bumi Indonesia agar menjadi makmur dan menjadi tempat tinggal laksana surga di bumi dalam kehidupan yang saling menyayangi, saling mendukung dan menghormati dalam keberagaman. Sebuah impian yang selalu saya bawa ketika saya memanjatkan doa kepada Sang Khalik.

Related Posts

See All

Comentários


A Blog by Dina & Evie

Heal & Grow Facilitators RELUNGMAKNA.ID

Owls.png

Subscribe here and get the latest updates!

THANK YOU FOR SUBMITTING!

© 2021 by Awake in A Dream. All rights reserved.

bottom of page